PAPER
"NARSISME"
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian
Oleh:
Khairatul Husnaini
Linda Eviani
Melga Yulia Sastra
M. Hendi Setiadi
M. Miftahul Ihsan
KONSENTRASI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI
AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Kalangan ABG saat ini sudah biasa jika memiliki sebuah
ponsel berkamera. Entah karena apa, aktifitas memotret diri sendiri begitu
merata di seluruh penjuru dunia, khususnya Indonesia. Coba anda tengok ke situs
sosial seperti Facebook yang memungkinkan anda menyimpan beberapa album foto.
Dan fenomena yang terjadi adalah, hampir 70 persen isi dari album foto yang
dimiliki adalah foto diri sendiri. Kebanyakan remaja malah dengan konsisten
memotret bagian wajah mereka, dengan pose yang sama berkali-kali. Fenomena ini
menumbuhkan dan mempopulerkan kata NARSIS untuk merujuk pada seseorang yang
begitu senang memotret dirinya sendiri. Bahkan, perilaku narsis ini mulai
menulari para orang dewasa, yang mulai suka mengabadikan momen-momen pribadinya
melalui kamera ponsel.
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah asal usul Narsisme ?
2. Apakah definisi dari Narsisme ?
3. Bagaimanakah dampak dari
Narsisme ?
BAB III
DATA
Sebenarnya,
narsisme, yang istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD),
merupakan gangguan psikologis. Keadaan ketika seseorang memiliki rasa percaya
diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan rasa ingin selalu
dikagumi, diikuti sikap emosional, suka berpura-pura, suka mendramatisasi
sesuatu, dan antisosial karena
menganggap diri lebih dari orang lain. Sikap percaya diri yang kelewat tinggi
sebenarnya digunakan penderita untuk menutupi harga dirinya yang sangat rapuh
dan sensitif. Namun, seiring waktu, narsis
mengalami pergeseran makna dan biasa digunakan untuk mewakili perilaku
seseorang, seperti terlalu eksis dan percaya diri.
Psikolog
Retno Pudjiati mengungkapkan narsisme sebagai perasaan cinta diri sendiri yang
berlebihan. Di depan umum mereka cenderung tidak percaya diri, tapi di lain
sisi suka menunjukkan fotonya di depan umum, bahkan menampilkan kemolekan
tubuhnya. Retno menambahkan, narsis punya sisi negatif dan positif,
"Semua tergantung masing-masing orang memberikan pengertian. Saya rasa
narsis diperlukan saat kita membutuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri.
Dengan demikian jadi sebuah semangat," ujarnya sambil mengingatkan
sebaiknya sikap narsis pada porsinya, jangan berlebihan atau over.
Tapi, kalau semakin
banyak orang narsis, makin banyak pula teknologi yang dibuat untuk menunjang
kenarsisan mereka, tak sedikit produk teknologi dibuat dengan kamera dan
perangkat lain yang memudahkan penggunanya meng-upload foto atau update status dan tweet di social
media. Tak hanya itu, provider juga berebut mengeluarkan produk paket
termurah versi masing-masing untuk menunjang pengguna berakrab ria dengan social media dan mengembangkan “bakat” narsis
mereka.
BAB IV
PEMBAHASAN
Narsisisme (dari bahasa
Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri
sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist).
Istilah ini pertama kali digunakan Dalam buku Sigmund
Freud On Narcissism: An Introduction(1914). Narsisme ada
dalam diri setiap manusia sejak mereka lahir. Tetapi apabila narsisme sudah berlebihan bisa berbahaya
karena pengidap narsisme akan merasa dirinya yang paling hebat dan menganggap
rendah orang lain. Narsisme hampir senada dengan sifat sombong.
Kata narsis diadaptasi
dari mitologi Yunani tentang seorang dewa yang bernama Narcissus. Narcissus diceritakan sebagai
seorang dewa yang memiliki
wajah tampan. Dia
adalah anak dari dewa sungai, Cephissus. Ibunya adalah seorang bidadari
bernama Liriope. Ketika Narcissus masih kecil,
seorang peramal (Tiresias) berkata
kepada kedua orang tuanya bahwa anak mereka akan berumur panjang apabila tidak
melihat dirinya sendiri. Akibat ketampanannya banyak yang jatuh cinta kepada
Narcissus. Salah satunya bidadari bernama Echo yang
jatuh cinta kepadanya.
Namun, tidak seorang pun yang dibalas cintanya oleh Narcissus. Demikian pula Echo. Echo hidup dalam kesendirian dan kesedihannya. Dewi Nemmesis mendengar doa Echo yang cintanya ditolak tersebut. Nemessis mengutuk Narcissus supaya jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Kutukan tersebut menjadi kenyataan ketika Narcissus melihat bayangan dirinya di sebuah kolam. Dia tak henti-hentinya mengagumi sosok yang terlihat dari pantulan air di kolam itu. Sampai matinya dia terus memandangi bayangan dirinya tersebut.
Namun, tidak seorang pun yang dibalas cintanya oleh Narcissus. Demikian pula Echo. Echo hidup dalam kesendirian dan kesedihannya. Dewi Nemmesis mendengar doa Echo yang cintanya ditolak tersebut. Nemessis mengutuk Narcissus supaya jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Kutukan tersebut menjadi kenyataan ketika Narcissus melihat bayangan dirinya di sebuah kolam. Dia tak henti-hentinya mengagumi sosok yang terlihat dari pantulan air di kolam itu. Sampai matinya dia terus memandangi bayangan dirinya tersebut.
Sifat narsisisme ada dalam setiap
manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat
narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya
dalam hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan
seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi
membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi
suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. Kelainan kepribadian atau bisa
disebut juga penyimpangan kepribadian merupakan istilah umum untuk jenis
penyakit mental seseorang, dimana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara
memahami situasi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi
normal. Kondisi itu membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa
dan berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya untuk
dapat berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis biasanya memiliki
rasa percaya diri yang sangat kuat, namun apabila narsisme yang dimilikinya
sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri
yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang
tidak sehat, karena hanya memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang
lain tanpa bisa menghargai orang lain.
Jika difikirkan secara logis orang yang narsis yang terus menerus akan
meremehkan orang lain , karena mereka menganggap dirinya paling hebat.
Menurut KBBI, narsisme sendiri merupakan hal atau keadaan
mencintai diri sendiri secara berlebihan, serta hal atau keadaan yang memiliki
kecenderungan keinginan seksual dengan diri sendiri.
BAB V
KESIMPULAN
Bawaan Sejak Lahir
Sifat narsis ini adalah bawaan sejak lahir. Yang bisa
ketahui tanda-tandanya dari bayi yang cuek.
Narsis Memotivasi Diri
Perasaan narsis yang tidak berlebihan akan bisa
menimbulkan ego yang cukup untuk membangun semangat diri. Pada tahap ini
seseorang yang narsis akan tidak peduli terhadap prestasi tinggi orang lain
mereka akan berkata “orang lain saja bisa kenapa kita tidak?”
Membangun Rasa Percaya Diri
Sifat narsis bisa membangun rasa percaya diri ini
terbukti ketika banyak orang mengagumi dirinya di cermin maka mereka akan
percaya atas kemampuan dirinya sendiri tidak memandang orang lain.
Narsis Yang Berlebihan
Seperti yang dikatakan di atas, sifat narsis bisa
membangun ego positif dan rasa percaya diri namun narsisme yang berlebihan akan
mengakibatkan seseorang egois.
Meremehkan Kemampuan Orang
Jika difikirkan secara logis orang yang narsis yang
terus menerus akan meremehkan orang lain , karena mereka menganggap dirinya
paling hebat.
No comments:
Post a Comment